Kamis, 08 November 2012

Usuii! (Part Two)


-Continued part of "Usuii! (Part One)"

Dalam beberapa menit, Robot Club langsung dimulai setelah semua anggota menatap Usuii dengan pandangan yang bercampur aduk. Kebetulan sekali mereka datang di saat yang tepat ketika Kaoru tercebur ke dalam kolam.

Parahnya, mereka tidak menolong Kaoru duluan, malahan panik melihat kondisi Lady Moa yang basah kuyup. Lady Moa menyebabkan hiruk pikuk yang amat, diiringi oleh “Gawat, Lady Moa-nya Kaoru-san tercebur!”, “Periksa keadaanya!”, “Aduh, semoga pusat kontrollnya tidak rusak!” , “Ba-ba-gaimana ini…huahhh!” , “Ambil hair dryer!” , “Sudah, Mia, jangan menangis, Lady Moa akan baik-baik saja.” dan lain-lainnya.

Haruka sendiri yang menolong Kaoru. Untungnya, Haruka membawa sepasang baju ekstra, handuk dan peralatan mandi karena dia habis berenang. Kaoru langsung disuruh mandi di kamar mandi umum taman.

Sekarang Kaoru duduk di samping Haruka. Bau wangi dari shamponya memasuki hidung Haruka. Anggota-anggota yang lalu-lalang memandangi Kaoru, tidak lagi sibuk bermain bersama-sama teman-temannya atau robot mereka.

“Sana! Jangan memandangi orang terus!” Kaoru dengan malu memarahi mereka.

Haruka tertawa. “Ya ampun, Kaoru. Kau terlihat seperti fanboy dengan t-shirt pink ‘I Love SNSD’ serta jeans ketat! Aku harus mengabadikan momen ini!”

“Jangan!” Kaoru berteriak, tetapi teriakannya sudah dilampaui oleh kamera Haruka.

Tiba-tiba saja ada barang aneh yang terbang di langit, melewati kepala Haruka dan Kaoru. Nyaris memangkas rambut mereka. Barang itu berbunyi “Tuan Keroro lewat!” dengan suara datar yang tidak bernyawa. Kedua sahabat itu menoleh ke satu arah.

“Usuii!!” keduanya berteriak. “Hentikan itu!”

“Maaf, tidak bisa!” ia tersenyum nakal. “aku akan –AH!!!” ia berteriak. Remote control 
Tuan Keroro hancur karena tertabrak dengan robot itu sendiri.

“Kan, Usuii, sudah kami ber tahu!” Kaoru berteriak.

Sekarang Tuan Keroro kehilangan kendali, terbang kesana kemari, memangkas apa saja dari tanaman, rambut orang, sampai mantel bulu mahal seorang wanita.

“Lari!!!” Usuii berteriak.

Semua yang di taman melarikan diri. Ada yang mengira perang dunia dua, serangan tiba-tiba dari negeri sebelah, atau alien.

Haruka berlari panik, tapi Tuan Keroro gila itu tetap mengejarnya. “Usuii! Selamatkan aku!” 

“Tunggu, aku akan merakit ulang remote-nya!” Usuii buru-buru melepas rakitan controller Tuan Keroro. Pundaknya langsung turun. Sirkuit listriknya sudah rusak parah, kabelnya banyak putus dalam, dan antenanya patah.

“Kaoru, bawa suku cadang, tidak?” Usuii berteriak ke temannya yang berlari terbirit-birit.

“Bawa!”

“Bantu aku untuk merakit ulang remotenya!”

“Enak saja, padahal kau yang—“

“Sudahlah!”

“Baik-baik.” Kaoru langsung menghempaskan dirinya ke rumput.

“Tunduk!” Usuii berteriak, dan Tuan Keroro melayang secepat kilat, kemudian kembali 
mengejar Haruka.

“Tuan Keroro!” suara itu berada di setiap tempat dimana si robot kurang waras berterbangan.

“Cepat! Aku tidak tahan lagi!” Haruka mukanya mulai memerah, dipenuhi dengan peluh. 
Rambutnya sekarang sudah acak-acakan.

“Kaoru ini ‘blue print’ remotenya,” Usuii membuka kertasnya “dan kita harus menaruh kabel dan penghubung antena di sini, sini, dan sini.”

“Tunggu, kau bilang ini ‘blue print’ padahal kertasnya kuning?” Kaoru berkomentar

“Hah, kalau begitu aku akan memanggilmu ‘Pinky Boy’ selama satu semester!”

“Tuan Keroro!”

“Guys!!” Haruka berteriak. Tuan Keroro masih menerornya.

“Robotmu itu sangat menyebalkan. Dia berlagak seperti penguasa dunia saja.” Kaoru mendengus kesal. “Dan sekarang Lady Moa-ku harus dikeringkan karenamu.”

“Hehe…”

“Apanya yang lucu? Minta maaf dulu!”

“Tenang, tenang. Okay, maaf. Aku terlalu ceroboh melakukan hal itu.” Tangan Usuii sibuk bekerja dengan ligat.

“Permintaan maaf diterima. Apa yang lucu?”

“Kau sangat mencintai robot sampai segitunya.”

“…”

“Kalau semua ini sudah berakhir, aku akan memberikan Tuan Keroro untuk kamu.”

“…Robot gila itu?”

“Iya. Mengapa tidak?”

“…Aku menyukainya, desainmu hebat sekali! Tapi kau rela?”

“Aku rela kok.”

For real?

Sure!

“Arigatoo!!!!” Kaoru melompat-lompat, tapi langsung jatuh terjerembab karena “Tuan Keroro!” melintas.

“Enak ya ngobrol gitu! Aku…tidak..kuat lagi!” lari Haruka mulai melamban.

“Bertahanlah! Hitung sampai 40 detik, dan kami pasti selesai!” Usuii berteriak ke Haruka yang sangat jauh larinya. Semua orang kini memperhatikan mereka dengan pandangan apa-mereka-gila?

“Usuii, kau yakin?!” Kaoru terkejut.

“Iya. Haruka, mulai!” Usuii langsung bekerja 2 kali cepat.

“1…2…3…4…5…”

Tangan Kaoru dan Usuii makin cepat, tapi blue printnya terbawa angin.

“Blue print…” Kaoru memulai.

“Tidak usah dipikirkan! Turuti saja kataku.” Usuii mulai memberikan perintah.

“28…29…30…”

“Ayo, tangan! Bekerja lebih cepat!” Usuii bergumam, tangannya sibuk menyekrup kiri kanan.

“35…36…37…38…”

“Tuan Keroro!!!” jerit sang robot gila dengan suara sengau.

“39…40…” Haruka terjatuh. “U-usuii..!” Haruka menjerit pelan, matanya terbuka lebar dan bibirnya mulai bergetar.  Tuan Keroro akan menabrak Haruka.

Seperti slow motion, Usuii menutup remote control dan langsung disekrup oleh Kaoru. Antena sudah terpasang, dan serentak mereka menekan tombol off.

“Tuan Kero—“ Tuan Keroro terjatuh ke tanah, dan asap keluar dari kepalanya.

Haruka berjalan terseok-seok ke arahnya bersama Kaoru yang membantunya. Mereka tertawa dan memeluk si Usuii, pemilik robot yang tidak waras yang sama gilanya dengan ciptaanya.

“ROBOT GILA MATI!!!!” Usuii berteriak dengan kemenangan, dan mengacungkan tanda victory.

*E.D.K.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar