Kamis, 08 November 2012

Usuii! (Part One)


Seperti biasa, sore hari di sekolah SMP Sakura ada tes mingguan. Bisa dilihat dari jendela raut wajah setiap murid yang kusut. Tidak ada yang bersuara sedikit pun. Kecuali si Usuii yang berjongkok di bawah mejanya.

“Usuii-san! Kembali ke tempat dudukmu!” teriak Inomoto-sensei. “Awas kalau kau tertangkap mencontek lagi ya, nanti saya akan mengadukan ke kepala sekolah dan memastikan kamu dihukum membersihkan toiliet!”

“Nggak perlu teriak-teriak sensei, saya punya telinga  kok.” Usuii berkata. Otomatis tawa kecil langsung menggelegar di ruangan.

“Masak mengambil bolpen jatuh saja tidak boleh.” Ia bergumam agak lantang.

Murid-murid yang lain berbisik-bisik setuju, mendukung pendapat Usuii.
Inomoto-sensei langsung beranjak dari kursinya. Murid-murid yang ia lewat langsung kembali fokus ke kertas testnya. Namun mencuri-curi pandangan ke Usuii.

Bisa terlihat ia mengambil bolpen, tapi kalau dilihat lebih dekat, tangannya meraih  gulungan kertas kusust. Ia terkekeh pelan, tidak sampai…

“AWWW!!”  Usuii berteriak, menusap-usap pantatnya yang kena cubit.

“Rasain ya!” pak Inomoto berteriak dari belakangnya. Pukulan mendarat di punggung Usuii.

Suasana makin riuh.

“Bapak ini guru macam apa sih?!” ia menendang kaki Inomoto-sensei. Tendangannya melayang seperti kaki belakang kuda yang habis melompati rintangan.

“Dasar murid keparat!” Teriakan Inomoto-sensei berubah menjadi badai halilintar. Secepat kilat, tinju ala Chris John sudah melayang ke Usuii. Tetapi sudah terlambat.

Usuii sudah melompat keluar jendela.Gerak-geriknya seperti maling.

Ia berteriak “Sayonara!!” 

***
Usuii terduduk di atas kursi taman Shiroi. Bahunya masih naik turun untuk bernafas. Ia menyeka keringat yang menuruni pelipis.Ia sangat Beberapa detik kemudian, ia sudah mengaduk-aduk ransel jinganya.

“Nah, rupanya kau bersembunyi di sini ya!” ia mengangkat robot rakitannya yang bermodel Keroro. Usuii menatap Tuan Keroro yang berada kedua tangannya yang ia julurkan tinggi-tinggi.

“Tuan Keroro, kau akan bermain bersama teman-temanmu hari ini di Robot Club jam…” Ia melongok ke jam tangannya.

“Jam setengah empat. Cuma kita harus menunggu lima belas menit lagi. Setuju?”

Tuan Keroro menangguk-angguk. Kepalanya langsung copot karena Usuii menggoncangkannya terlalu keras.

“Baiklah kalau begitu! Tapi kau perlu berdandan sedikit karena kau terlihat seperti Marie Antoinette dari guletin.” Usuii tertawa geli.

Kemudian tangannya yang dicoret-coret oleh bolpen mulai mengutak-atik mesin itu. Ia menghubungkan kabel-kabelnya dengan sensor penggerak yang berada di tengkuk Tuan Keroro.

“Oi, Usuii!”  dari kejauhan terlihat sosok anak laki-laki yang jangkung sedang berlari-lari  ke arahnya. Ransel di punggungnya juga ikut melompat-lompat.

“Kaoru! Akhirnya kau datang juga!” Usuii menyambutnya dengan tonjokkan berlumuran oli berbau menyengat. “Aku tidak sabar untuk yang lain berkumpul! Gara-gara test Fisika aku melarikan diri dari sekolah! Bayangkan, Inomoto-sensei nyaris meninjuku, dan—“

“Dan kau selalu tahu cara menghindar. Selalu. Aku sudah hafal bagian itu.” Kaoru tersenyum puas.

“Hah, kau tahu saja!” Usuii menepuk tangannya.

“Wah, wah, wah, rupanya Tuan Keroro sedang dipoles ya? Pasti mata Lady Moa akan membesar!” Kaoru  mengeluarkan robot anak perempuan seukuran Keroro. “Ta-da!!”

“Wuih, cantik amat!” Usuii mendecak kagum. Robot mengkilap Kaoru menyilaukan matanya. “Lihat!” ia menyambar Lady Moa. Tapi gagal.

“Eits, tidak bisa! Lady Moa itu milikku.” Kaoru tersenyum licik. “Kau kan sudah punya Haruka.”

“Kau sudah punya Haruka apanya?” tiba-tiba saja Haruka sudah berada di depan mereka. Matanya menyipit dan tangannya melipat. Rambutnya yang ia tata asal-asalan mengikuti irama angin.

“Ah, eh, tidak apa-apa!” Usuii langsung berkeringat dingin, dan wajahnya memerah sampai seperti stroberi.Ia mengibas-kibaskan kedua tangannya. “Kok anggota yang lain belum datang, ya?”

Kaoru merengut “Cih, mengalihkan pembicaraan saja. Back to the topic! Bukankah kau kesini karena ingin bertemu Haruka juga ya?”

“Kau berbicara apa sih?” Haruka bertanya.

“Dia berbicara omong kosong kok!” Usuii cepat-cepat menyela.

“Omong kosong apanya?!”

“Hah?”

“Benarkah itu, Kaoru?”

“Ya! Sebenarnya Usuii itu—“

“Jangan dengarkan dia!”

“Dengarkan aku!”

“Usuii itu—“

“Kaoru!!”

“Blah, blah, blah, blah!”

Guys, ada apa?!” Haruka kebingungan.

“Begini, Haruka,” Kaoru mulai bercerita sambil matanya melotot kegirangan.

“Ceritakan itu dan Lady Moa akan kubunuh!” Usuii sudah mengangkat kaki Lady Moa, 
bersiap untuk melemparkannya jauh-jauh.

“JANGAAANNNN!” langsung Kaoru melompat dan langsung menyambar Lady Moa.

 Kalau di film-film harusnya si penyelamat mendarat dengan selamat di tanah bersama si korban dalam pelukannya. Tapi Kaoru malah tercebur ke dalam kolam seperti putri duyung.
Sepasang  mata marah dan rambut basah muncul dari kolam.

“USUII!!!”

-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar