Rabu, 12 September 2012

Sekeping Koin Emas


By: Debra 1/29/2012

Ada seorang anak kecil sedang berjalan menuju rumahnya sehabis pulang sekolah. Namanya adalah Jared. Ayahnya sudah lama meninggal, dan ia ingin bertemu dengannya. Ia sangat merindukannya.
 Saat ia berjalan, ia menemukan koin emas berukiran bulan dan bintang. Dengan segera, ia memasukkan koin itu ke dalam sakunya. Jared tahu ia tidak boleh melakukannya, tetapi ia tidak bisa menahan dirinya. Beberapa detik kemudian, ada seorang laki-laki berjalan ke arahnya. Potongan rambutnya rapi dan pendek. Ia mengenakan jas putih serta jelana panjang putih juga. Mukanya agak lonjong, dan wajahnya bersih. Laki-laki itu bertanya kepadanya degan sedikit membungkuk karena ia tinggi.
“Dik, apakah kau melihat koin emasku? Tadi aku menjatuhkannya dengan tidak sengaja.”
Sorotan mata orang asing itu lembut, dan ia juga tersenyum ke arahnya.  Menurut Jared, ia orang baik. Karena tatapan itu, ingin memberi koin yang ia pungut tadi, tetapi yang keluar hanyalah: “Maaf, aku tidak melihatnya.”
Semalaman ia memandangi terus koin itu yang ia taruh di samping tempat tidurnya. Ia tidak bisa tidur. Lampu tidurnya masih menyala. Ia bingung untuk berbuat apa. Ia sangat menyukai koin itu, lagipula, orang itu juga salah menjatuhkannya. Tetapi, di sisi lain, ia juga salah mengambil harta orang lain dan ia juga berbohong kepada orang itu.
Apakah laki-laki itu membutuhkan koin itu? Bagaimana kalau koin itu hanyalah harta satu-satunya? Ah, tidak, dari penampilannya saja ia sudah terlihat sukses.Tetapi…kalau ada ayah, pasti ia bilang kepadaku untuk mengembalikan koin ini.
Jared memutuskan untuk mengembalikan koin itu. Keesokan harinya sehabis pulang sekolah, ia bertanya kepada orang-orang yang tinggal di sekitar tempat dimana ia menemukan koin emas itu. Ternyata, orang itu tinggal di bukit yang cukup dekat.
Saat depan pagar, ia melihat rumah laki-laki itu. Rumahnya mewah, bagus, terawat dan banyak tanamannya. Ia mengetok pintu rumahnya. Orang itu yang membukakan pintu rumahnya sendiri.
“Ada apa, Dik?”
“Ah…ini kak, koin yang kakak cari.” Jared mengembalikan koin yang ia telah siapkan di dalam tasnya. Ia bahkan sudah membersihkan koin itu dan mengelapnya. “Maaf kak, aku sudah mengambil koin ini karena aku menginginkannya. “ kepalanya tertunduk sambil ia memberikan koin itu. “Ini aku mengembalikannya, karena aku…salah mengambil barang milik orang lain dan sudah berbohong.”
Laki-laki itu terdiam sesaat, sementara Jared sudah berkeringat dingin. Orang itu berjongkok agar ia bisa menatap wajah Jared tanpa harus membungkuk.
“Kamu memang salah telah mengambil barang orang lain dan berbohong kepada kakak.”
Kalimat tegas itu mengejutkan Jared, karena ia dan orang itu belum kenal lama. Jared juga hanya seorang anak kecil.
“Tapi, aku senang kau berkata jujur dan mengembalikan koin ini. Sekarang, koin ini milikmu. ”  orang itu tersenyum kepadanya. Ia memberi benda itu ke Jared yang mulutnya ternganga.
Laki-laki itu memeluk Jared dan berkata:“Kau melakukan tindakan yang benar.” 
Jared  tersenyum bahagia. Ia kembali merasakan kegembiraan dan kehangatan di dalam pelukan yang ayahnya biasa beri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar