Rabu, 12 September 2012

Castle in The Air


.

Castle in The Air adalah film yang menarik dan lucu. Karena saya adalah orang yang menggemari petualangan, saya sangat senang bahwa film ini dipenuhi oleh kejutan serta petualangan dan pengalaman yang asyik. Saat saya pertama kali menonton film ini, saya sudah terbawa di dalam dunia fantasi yang diciptakan oleh sang pengarang.

Nah ini ada beberapa pendapat saya lagi tentang masalah dan penyelesaiannya. Menurut saya, ketika ada satu konflik yang selesai, satu langsung menyusul lagi. Konsep penyelesaian konflik ini cukup membuat para penonton “berdebar-debar” karena begitu banyak masalah. Si pengarang membuat situasi cerita makin “kusut” saat di tengah-tengah cerita. Karena itu, dari sisi pandang saya, tokoh-tokoh yang dibuat pengarang kebanyakan sifatnya aktif dan lincah.
Di bagaian cerita saat si robot berusaha menyelamatkan tokoh Shiita, ia mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan si putri itu. Bagain itu membuat para tokoh sedih, dan tidak menyangka bahwa si robot akan mati. Akhir ceritanya juga agak ironis. Bangunan yang mengelilingi kastil Laputa itu runtuh, padahal kan sayang, bangunan itu canggih dan sudah bertahan lama. Tetapi yang penting, tokoh utama dan yang terakhir tetap selamat.
Untuk penokohan, tidak ada masalah. Saya mengerti semua sifat karakter dengan jelas. Sang pengarang menggambarkan penampilan setiap tokoh sesuai latar belakangnya- darimana ia datang, apakah dia miskin atau kaya, memiliki pengetahuan yang luas atau tidak, dll.
Tokoh favorit saya yang pertama di film ini adalah Pazu. Dia adalah seorang anak yang tidak memiliki orangtua lagi. Ayahnya yang suka berpetualang pernah melihat kastil Laputa yang di langit. Pazu bertekad untuk menemukan kastil itu untuk membuktikan bahwa itu nyata, bukan dongeng. Dia bekerja di sebuah tambang dan tinggal di sebuah bukit kecil di kota yang cukup sepi, kalau dibilang. Dia sudah akrab dengan orang-orang yang tinggal di sekitarnya.Pazu adalah tokoh yang ceria, aktif, lincah, suka tersenyum, menghibur dan menolong orang lain. Menurut saya tokoh seperti ini selalu membuat film makin ramai dan enak ditonton.
Tokoh yang selanjutnya yang saya terkagum-kagum, itu adalah Dola. Aku tahu ini aneh, tapi ini kenyataannya. Yah…awalnya saat melihat dia, yang terlintas di pikiran saya adalah pejuang perang atau penjelajah, tepatnya perampok atau bajak laut. Karakter ini secara fisik menakutkan, dan kasar. Dari cara berbicaranya saja ia terlihat sangat laki-laki. Tetapi jika kita lama-lama perhatikan dia, dia adalah seseorang yang penyayang dan peduli sesama, khususnya untuk Shiita. Efek Dola pada film ini adalah menambah petualangan dan suasana gaduh, tetapi mengasyikkan.
Robot yang awalnya berasal dari Laputa memiliki karakter manusia. Saya sangat senang bahwa ia memiliki karakter seorang pahlawan. Ia tidak hanya bersikap seperti robot, yang membuat para penonton bosan dan tidak tertarik. Ide ini bagus ditiru jika anda membuat cerita yang menggunakan robot di dalamnya.
Tokoh yang memberikan “rasa tenang” untuk penonton adalah Shiita. Dialah sang tokoh utama. Karakternya lemah lembut, penyayang dan sabar.Ia seperti seorang ibu. Ia cantik serta agak misterius, mengingat pertama kalinya Pazu bertemu dengan dia dan menangkapnya. Shiita adalah gadis yang pemberani juga, serta agak nekad dalam melakukan tindakan. Sifatnya yang seperti ini menumbuhkan rasa kasih sayang ibu dari penonton kepada dia karena karakternya yang seperti itu.
Itulah pendapat saya tentang film “Castle in the Sky”. Semoga anda menikmati komentar yang saya tulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar