Rabu, 19 September 2012

Di Luar Dugaan

Hari ini saya berkunjung ke Tembi Rumah Budaya dan Sekolah Menengah Seni Rupa di Bantul. Kami dipecahkan menjadi beberapa grup dengan transportasi yang terpisah.

Pertama-tama saya bosan. Mobil yang saya naiki terlalu hening dan penumpang yang berada di dalam kurang mengasyikkan, kecuali adik saya, Pauline. Mau tidak mau, saya tetap harus di situ toh.

Saat mobil itu berjalan saya memasang earphone. Meski saya dihibur dengan SHINee, Jonas Brothers dan lain-lainnya, pada hakekatnya saya tetap jenuh tingkat dewa.

Mobil sampai di rumah guru seni saya untuk menjemput dia sebelum pergi ke tujuan, seorang murid laki-laki berkata kepada saya "Kak, ikut mobil kami saja."
Saya diselamatkan.
"Emangnya mobilnya muat?" aku balas bertanya.
"Muat kok."
Akhirnya.

Saya bertukar mobil, dan mobil yang saya naiki berisi anak laki-laki semua. Entahlah kenapa, saya merasa lebih enak bergaul dengan laki-laki dan anak perempuan yang tomboi. Saat menulis jurnal ini, saya kembali mengingat percakapan mereka satu per-satu diiringi kehebohan yang mereka ciptakan.

Apa yang membuat mereka berbeda dengan anak perempuan? Jawabannya yang saya temukan itu adalah: semangat dan gairah yang mereka miliki. Mereka meng-ekspresikan itu dengan tidak malu-malu. Saya terkejut sendiri ketika saya mengetahui hal ini.

Jadi saya selama ini tidak mencari kehebohan, tetapi ekspresi dan semangat yang dimiliki mereka. Saya memutuskan untuk tidak memakai ear-phone selama perjalanan berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar