Seperti biasa, sore hari di sekolah SMP Sakura ada tes
mingguan. Bisa dilihat dari jendela raut wajah setiap murid yang kusut. Tidak
ada yang bersuara sedikit pun. Kecuali si Usuii yang berjongkok di bawah
mejanya.
“Usuii-san! Kembali ke tempat dudukmu!” teriak
Inomoto-sensei. “Awas kalau kau tertangkap mencontek lagi ya, nanti saya akan
mengadukan ke kepala sekolah dan memastikan kamu dihukum membersihkan toiliet!”
“Nggak perlu teriak-teriak sensei, saya punya telinga kok.” Usuii berkata. Otomatis tawa kecil
langsung menggelegar di ruangan.
“Masak mengambil bolpen jatuh saja tidak boleh.” Ia bergumam
agak lantang.
Murid-murid yang lain berbisik-bisik setuju, mendukung
pendapat Usuii.
Inomoto-sensei langsung beranjak dari kursinya. Murid-murid
yang ia lewat langsung kembali fokus ke kertas testnya. Namun mencuri-curi
pandangan ke Usuii.
Bisa terlihat ia mengambil bolpen, tapi kalau dilihat lebih
dekat, tangannya meraih gulungan kertas
kusust. Ia terkekeh pelan, tidak sampai…
“AWWW!!” Usuii
berteriak, menusap-usap pantatnya yang kena cubit.
“Rasain ya!” pak Inomoto berteriak dari belakangnya. Pukulan
mendarat di punggung Usuii.
Suasana makin riuh.
“Bapak ini guru macam apa sih?!” ia menendang kaki
Inomoto-sensei. Tendangannya melayang seperti kaki belakang kuda yang habis
melompati rintangan.
“Dasar murid keparat!” Teriakan Inomoto-sensei berubah
menjadi badai halilintar. Secepat kilat, tinju ala Chris John sudah melayang ke
Usuii. Tetapi sudah terlambat.
Usuii sudah melompat keluar jendela.Gerak-geriknya seperti
maling.
Ia berteriak “Sayonara!!”
***
Usuii terduduk di atas kursi taman Shiroi. Bahunya masih naik
turun untuk bernafas. Ia menyeka keringat yang menuruni pelipis.Ia sangat Beberapa
detik kemudian, ia sudah mengaduk-aduk ransel jinganya.
“Nah, rupanya kau bersembunyi di sini ya!” ia mengangkat
robot rakitannya yang bermodel Keroro. Usuii menatap Tuan Keroro yang berada
kedua tangannya yang ia julurkan tinggi-tinggi.
“Tuan Keroro, kau akan bermain bersama teman-temanmu hari ini
di Robot Club jam…” Ia melongok ke jam tangannya.
“Jam setengah empat. Cuma kita harus menunggu lima belas
menit lagi. Setuju?”
Tuan Keroro menangguk-angguk. Kepalanya langsung copot karena
Usuii menggoncangkannya terlalu keras.
“Baiklah kalau begitu! Tapi kau perlu berdandan sedikit
karena kau terlihat seperti Marie Antoinette dari guletin.” Usuii tertawa geli.
Kemudian tangannya yang dicoret-coret oleh bolpen mulai
mengutak-atik mesin itu. Ia menghubungkan kabel-kabelnya dengan sensor penggerak
yang berada di tengkuk Tuan Keroro.
“Oi, Usuii!” dari
kejauhan terlihat sosok anak laki-laki yang jangkung sedang berlari-lari ke arahnya. Ransel di punggungnya juga ikut
melompat-lompat.
“Kaoru! Akhirnya kau datang juga!” Usuii menyambutnya dengan
tonjokkan berlumuran oli berbau menyengat. “Aku tidak sabar untuk yang lain
berkumpul! Gara-gara test Fisika aku melarikan diri dari sekolah! Bayangkan, Inomoto-sensei
nyaris meninjuku, dan—“
“Dan kau selalu tahu cara menghindar. Selalu. Aku sudah hafal
bagian itu.” Kaoru tersenyum puas.
“Hah, kau tahu saja!” Usuii menepuk tangannya.
“Wah, wah, wah, rupanya Tuan Keroro sedang dipoles ya? Pasti mata
Lady Moa akan membesar!” Kaoru
mengeluarkan robot anak perempuan seukuran Keroro. “Ta-da!!”
“Wuih, cantik amat!” Usuii mendecak kagum. Robot mengkilap Kaoru
menyilaukan matanya. “Lihat!” ia menyambar Lady Moa. Tapi gagal.
“Eits, tidak bisa! Lady Moa itu milikku.” Kaoru tersenyum licik. “Kau kan sudah punya Haruka.”
“Kau sudah punya Haruka apanya?” tiba-tiba saja Haruka sudah
berada di depan mereka. Matanya menyipit dan tangannya melipat. Rambutnya yang
ia tata asal-asalan mengikuti irama angin.
“Ah, eh, tidak apa-apa!” Usuii langsung berkeringat dingin,
dan wajahnya memerah sampai seperti stroberi.Ia mengibas-kibaskan kedua
tangannya. “Kok anggota yang lain belum datang, ya?”
Kaoru merengut “Cih, mengalihkan pembicaraan saja. Back to the topic! Bukankah kau kesini
karena ingin bertemu Haruka juga ya?”
“Kau berbicara apa sih?” Haruka bertanya.
“Dia berbicara omong kosong kok!” Usuii cepat-cepat menyela.
“Omong kosong apanya?!”
“Hah?”
“Benarkah itu, Kaoru?”
“Ya! Sebenarnya Usuii itu—“
“Jangan dengarkan dia!”
“Dengarkan aku!”
“Usuii itu—“
“Kaoru!!”
“Blah, blah, blah, blah!”
“Guys, ada apa?!”
Haruka kebingungan.
“Begini, Haruka,” Kaoru mulai bercerita sambil matanya
melotot kegirangan.
“Ceritakan itu dan Lady Moa akan kubunuh!” Usuii sudah
mengangkat kaki Lady Moa,
bersiap untuk melemparkannya jauh-jauh.
“JANGAAANNNN!” langsung Kaoru melompat dan langsung menyambar
Lady Moa.
Kalau di film-film
harusnya si penyelamat mendarat dengan selamat di tanah bersama si korban dalam
pelukannya. Tapi Kaoru malah tercebur ke dalam kolam seperti putri duyung.
Sepasang mata marah dan
rambut basah muncul dari kolam.
“USUII!!!”
-to be continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar